Silaturrahim….
Manusia memegang peranan sebagai makhluk sosial yang pada dasarnya tidak mampu hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia membutuhkan orang lain untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Misalnya dalam berinteraksi, berkolaborasi, berkomunikasi, tindakan-tindakan sosial serta dalam proses lainnya dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Proses komunikasi harus terjalin dengan baik, jika tidak maka akan berdampak pada pecahnya tali persaudaraan yang telah terjalin baik. Secara tidak sadar dan sekecil apapun bantuan dari orang lain sangat membantu kita terutama untuk bertahan hidup. Islam mengajarkan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.
Oleh karena hal ini, maka perlu sekali menjalin hubungan baik antar sesama manusia dengan cara bersilaturrahmi, baik itu dengan keluarga dekat, tetangga, ataupun orang lain. Dan pada artikel ini saya akan menguraikan seberapa penting makna silaturrahim dalam perspektif Islam.
1. Pengertian Silaturrahim
Silaturrahim dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) diartikan sebagai tali persahabatan atau persaudaraan.1 Sedangkan dari segi etimologi, kata silaturrahim berasal dari kata صلة yang berarti hubungan atau menghubungkan. Kata “rahm” berasal dari akar kata “rahima, yarhamu, rahmun, rahmatan” yang artinya lembut dan kasih sayang.2
Secara terminologi, silaturrahim merupakan hubungan antar seseorang dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Seseorang telah dikatakan menjalin silaturrahim jika dia telah menjalin hubungan kasih sayang dalam kebaikan, bukan dalam dosa dan kemaksiatan.3
Silaturrahim dengan silaturrahmi memiliki maksud pengertian yang sama namun dalam penggunaan Bahasa Indonesia istilah silaturrahmi memiliki pengertian yang lebih luas, karena penggunaan istilah ini tidak hanya terbatas pada hubungan kasih sayang antara sesama karib kerabat, akan tetapi mencakup masyarakat yang lebih luas.4
Jadi, makna dari silaturrahim yakni rasa kasih sayang dan rahmat, menyambung kasih sayang, persaudaraan, serta menyambung tali kekerabatan dan menyambung sanak. Di dalam agama Islam, hal ini sangat dianjurkan untuk ketentraman dan keamanan dalam pergaulan hidup bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan beragama.
2. Adab-Adab Silaturrahim dalam Islam
Islam mengajarkan beberapa adab seseorang dalam bersilaturrahim, diantaranya sebagai berikut:
a. Mengharap pahala dari Allah SWT.
b. Niat yang baik serta ikhlas bersilaturrahim.
c. Memulai bersilaturrahim dari yang terdekat.
d. Tidak boleh bersilaturrahim untuk mendapatkan balasan dari seseorang. Karena hakikat silaturrahim adalah mendapat ridho dari Allah SWT.
e. Jika terdapat seseorang yang memutus tali silaturrahim, maka kita harus sabar dan terus menerus berusaha menyambung kembali.
3. Manfaat dan Pentingnya Menyambung Tali Silaturrahim dalam Islam
Pentingnya keberadaan seseorang terhadap orang lain, Islam telah mengajarkan perlunya bersilaturrahim dalam rangka membina hubungan baik antar sesama. Hubungan antar sesama manusia telah dijelaskan dalam Firman Allah Q.S. Al-Hujurat ayat 13 yang artinya “Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti”.
Islam sangat mengutamakan hubungan antar sesama manusia. Mengajarkan bagaimana interaksi manusia berjalan baik, bagaimana komunikasi antar sesama berjalan maksimal, bagaimana kerukunan dapat tercipta, serta bagaimana kerukunan bermasyarakat dapat terjadi. Di dalam syari’atnya, betapa Islam sangat mengajarkan pentingnya bermu’amalah serta menciptakan kemasalhatan antar umat bukan kemadlaratan.
Dengan silaturrahim, maka pahala dan berkah hidup akan semakin bertambah. Sebab silaturrahim adalah ibadah yang paling mulia, paling indah, dan amalan shalih yang perlu kita tingkatkan derajatnya di kalangan umat manusia.
Adapun manfaat dari silaturrahim yaitu mendapatkan ridha dari Allah, membahagiakan orang yang kita kunjungi, menyenangkan malaikat, karena malaikat juga sangat senang bersilaturrahim, disenangi oleh manusia, menambah banyak rezeki dan berkah, dan lain-lain. Serta memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan rasa kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan, menambah pahala setelah kematiannya, karena kebaikannya akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu mendoakannya.
4. Larangan Memutuskan Tali Silaturrahim dalam Islam
Rasulullah saw. melarang umatnya memutuskan tali silaturrahim sebab, memutuskan hubungan silaturrahim dapat menimbulkan petaka untuk kehidupan manusia.
Dalam salah satu sabda beliau yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, artinya: “Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr telah mengkhabarkan kepada kami Isma’il bin Ibrahim dari ‘Uyainah bin Abdurrahman dari ayahnya dari Abu Bakrah berkata: Rasulullah saw., bersabda: “Tidak ada suatu dosa yang lebih layak dipercepat hukumannya didunia oleh Allah kepada pelakunya di samping (adzab) yang disimpan baginya di akhirat daripada zina dan memutus silaturrahim”. (HR. Tirmidzi)
Makna hadis tersebut yakni, bahwa sesungguhnya memutuskan hubungan silaturrahim termasuk dosa besar. Memutuskan silaturrahim termasuk kerusakan di muka bumi, Allah SWT. telah memutuskan kepada pelakunnya dengan mendapat kutukan dan hukuman yang segera (di dunia) dan tertunda (di akhirat).
Apabila terlanjur terjadi keretakan atau kerenggangan hubungan dengan kerabat atau siapapun, maka segeralah rekatkan atau perbaiki. Dari beberapa penjelasan tersebut mengisyaratkan bahwa begitu penting dan mulianya menjalin hubungan silaturrahim, karena dapat menjadikannya diberkahi di manapun ia berada, Allah swt. memberikan berkah kepadanya di setiap kondisi dan perbuatannya, baik yang segera maupun yang tertunda.
Silaturrahmi di dalam perspektif Islam merupakan hal yang sangat penting dikaji apalagi dilaksanakan, mengingat manusia merupakan makhluk sosial yang pasti tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Hubungan antar manusia perlu dijalin sebaik mungkin, baik itu terhadap keluarga dekat, sanak saudara, tetangga, bahkan orang lain. Manfaatnya sangat besar sekali diantaranya mendapat pahala dan ridho dari Allah SWT, tercipta sikap saling menghargai, menghormati, saling berbagi kasih sayang, terjaga keamanan dan ketertiban bermasyarakat, dan bahkan menghindari dari perbuatan yang dapat berakibat pada terpecah belahnya umat dalam beragama ataupun bernegara. Oleh karena itu, penting sekali menjalin silaturrahmi dan disamping itu Islam telah melarang umatnya untuk memutuskan tali silaturrahmi kepada siapapun.
By : Diana Sagita Ningrum
Sumber :
Fatihuddin. 2010. Dahsyatnya Silaturrahmi. Yogyakarta: Delta Prima Press.
Irfa’i, Anis. 2015. Pandangan Kiai Pesantren Salaf tentang Silaturrahim Melalui Media Elektronik.
Isnawati, Nurlaela. Rahasia Sehat dan Panjang Umur dengan Sedekah, Tahajjud, Baca Al-Qur’an, dan Puasa Senin Kamis.
Kementrian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Raziqin, Ainur. 2009. Definisi dan Khasiat Silaturrahmi. Yogyakarta: Iman Press.
Syafe’i, Rahmat. 2000. Al-Hadis: Akidah Akhlak, Sosial, dan Hukum. Bandung: Pustaka Setia.